Keinginan
VS Kebutuhan
Apa sih bedanya antara kebutuhan dan keinginan?
Dikutip dari Majalah ALIA
Have a positive day!
Hati-hati kalau Anda tidak bisa membedakan antara kebutuhan dan
keinginan. Karena kalau Anda tidak bisa
membedakan yang mana itu yang masuk sebagai kebutuhan
dan yang mana yang sebenarnya masuk sebagai
keinginan, bisa-bisa Anda menjadi orang yang boros.
Dan boros ini bisa menjadi biang masalah dalam keuangan
Anda. Dengan hidup boros, lama kelamaan bisa terjadi
defisit. Pemasukan Anda sudah tidak mampu lagi membiayai
pengeluaran yang terus membesar karena sifat boros.
Dan kalau sudah defisit, seringkali mencari jalan keluar yang
singkat yaitu dengan berhutang. Hutang,
apalagi yang berbunga, bisa membuat Anda bangkrut. Dan bangkrut
itu
adalah akhir dari nasib
keuangan Anda.
Karena tidak bisa membedakan antara
kebutuhan dan keinginan, maka dengan ringannya Anda bisa
mengeluarkan
uang yang tidak
sedikit untuk membeli sesuatu. Padahal mungkin uang itu akan lebih bermanfaat
kalau sekiranya
digunakan
untuk hal lainnya.
Tidak bisa membedakan antara keinginan dan
kebutuhan juga bisa membuat Anda tidak bisa menentukan dengan
baik prioritas dalam melakukan
pembelanjaan. Malah, bisa jadi Anda mengorbankan suatu kebutuhan
untuk
mendapatkan apa yang
Anda inginkan.
Apa sih bedanya antara kebutuhan dan keinginan?
Sebenarnya tidak ada batasan yang pasti
untuk menentukan perbedaan antara kebutuhan atau keinginan. Tapi
sebagai panduan, seroang kawan saya memberi
definisi berikut:
Kebutuhan adalah sesuatu yang diperlukan
oleh manusia sehingga dapat mencapai kesejahteraan, sehingga bila
ada diantara kebutuhan tersebut yang tidak
terpenuhi maka manusia akan merasa tidak sejahtera atau kurang
sejahtera. Dapat dikatakan bahwa kebutuhan
adalah suatu hal yang harus ada, karena tanpa itu hidup kita
menjadi tidak sejahtera atau setidaknya
kurang sejahtera.
Sedangkan keinginan adalah sesuatu tambahan
atas kebutuhan yang diharapkan dapat dipenuhi sehingga manusia
tersebut merasa lebih puas. Namun bila
keinginan tidak terpenuhi maka sesungguhnya kesejahteraannya tidak
berkurang.
Itu kalau kita lihat dari segi kepuasan atau
kesejahteraan seseorang. Tapi yang namanya kesejahteraan dan
kepuasan juga sangat relatif bagi setiap
orang. Sedangkan saya sendiri berpendapat bahwa untuk membedakan
antara kebutuhan dan keinginan, harus
dilihat dari segi fungsinya. Sesuatu dikatakan sebagai keinginan
kalau
sudah merupakan
tambahan atas fungsi utamanya.
Contoh sederhana, makan adalah kebutuhan
yang tidak terelakan. Bukan cuma manusia, setiap makhluk hidup
butuh yang namanya makan. Makan akan
memberikan tenaga dan kesehatan bagi manusia, maka makan makanan
yang bergizi adalah kebutuhan kita
semua.
Makanan memiliki fungsi utama sebagai sumber
energi untuk tubuh. Sedangkan memberikan rasa enak adalah
fungsi tambahan dari makanan. Maka makanan
enak adalah keinginan, bukan kebutuhan. Tapi bukan berarti tidak
boleh makan makanan yang enak-enak. Hanya
saja kita perlu mempertimbangkan dulu apakah pengeluaran untuk
makanan enak itu akan mengorbankan
kebutuhan yang lain atau tidak.
Contoh lain. Berpakaian adalah kebutuhan
kita agar terlindung dari cuaca. Pakaian juga berfungsi untuk
menjaga
aurat yang musti kita
jaga. Bagi sebagian orang mungkin memang dibutuhkan untuk berpakaian dengan
jenis
tertentu untuk
kepantasannya, seperti memakai dasi atau jas. Tapi apakah perlu memakai pakaian
yang bermerk
dan mahal? Saya
rasa pakaian bermerk dan mahal bukan lagi kebutuhan, tapi keinginan
saja.
Rumah juga kebutuhan, tempat kita tinggal
dan bernaung. Agar rumah bisa berfungsi dengan baik, rumah juga
ditunjang dengan berbagai perlengkapan
rumah tangga seperti televisi, kulkas, dan perabotan lainnya. Setiap
alat
dan perabotan itu
memiliki fungsinya masing-masing. Selama itu digunakan sesuai dengan fungsinya,
itu adalah
kebutuhan. Tapi
kalau sudah digunakan untuk “pamer”, sekedar menunjukkan kepada tetangga bahwa
kita pun
mampu membeli
seperti mereka. Saya rasa itu bukan lagi kebutuhan, itu hanya keinginan. Dan
keinginan seperti ini
sebaiknya tidak dituruti.
Standar kebutuhan dan keinginan bagi setiap
orang bisa jadi berbeda. Tentunya sangat tergantung dari kondisi
lingkungan, aktivitas harian, tuntutan
pekerjaan/profesi dan sebagainya.
Bagi sebagian orang, mobil sudah merupakan
kebutuhan. Untuk bisa menunjang aktifitasnya yang banyak di luar
rumah dan sering bepergian, maka mobil
adalah alat transportasi yang menjadi kebutuhan. Jika fungsi mobil
adalah
untuk alat
transportasi, membawa kemana kita akan pergi.
Tapi seringkali kita punya keinginan untuk
menambah berbagai macam aksesories mobil, bukan untuk menambah
kenyamanan atau kemanan berkendara, tapi
hanya sekedar mempercantik penampilannya saja. Saya rasa itu
bukan kebutuhan, itu cuma keinginan saja.
Dan keinginan ini bisa ditunda kalau semua kebutuhan yang lain
sudah
terpenuhi dengan
baik.
Apalagi memiliki beberapa jenis mobil,
padahal kita hanya bisa menggunakannya satu saja. Saya rasa itu
sudah
jelas keinginan, sama
sekali bukan kebutuhan.
Kalau kita sudah bisa membedakan yang mana
kebutuhan dan yang mana keinginan maka kita bisa menentukan
prioritas, mana yang harus didahulukan dan
mana yang bisa ditunda.
Tidak ada salahnya memang kita memenuhi
keinginan kita untuk sekali-kali makan di restoran untuk merayakan
sesuatu, atau memasang aksesori mobil agar
lebih aman dan nyaman. Tapi ingat, jangan sampai hal iu
mengorbankan kebutuhan kita yang lain yang lebih
penting.
Walaupun mungkin kini Anda merasa mampu
untuk memenuhi semua keinginan Anda, tapi kita tetap harus
bijaksana, jangan sampai lupa akan
kebutuhan di masa yang akan datang. Kita harus mempersiapkan dana
pensiun
kita agar bisa
menikmati hari tua dengan tenang, kita juga harus mempersiapkan dana pendidikan
bagi anak-anak
kita, dan itu
semua adalah kebutuhan masa depan yang harus disiapkan sejak
sekarang.
Yang harus diingat adalah, jangan sampai
memenuhi keinginan dengan mengabaikan kebutuhan. Dan jangan
sampai melupakan bahwa kebutuhan tidak
musti semua datang sekarang, karena masih ada kebutuhan untuk
dipenuhi di masa depan. Sedangkan yang
namanya keinginan manusia tidak akan pernah ada batasnya, nanti
atau
sekarang.
Jadi, buat apa memenuhi keinginan Anda
sekarang tapi mengorbankan kebutuhan Anda dan keluarga di masa
depan.
Dikutip dari Majalah ALIA
Have a positive day!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar